Senin, 30 Juni 2014

Kedudukan Evaluasi Dalam Proses Pendidikan dan Syarat–syarat Umum Evaluasi

BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian dari kegiatan kehidupan manusia sehari-hari. Disadari atau tidak, orang sering melakukan evaluasi, baik terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sosialnya atau lingkungan fisiknya. Wand dan Brown mengemukakan, “Evaluasai merupakan suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.” Pengertian evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek, dan yang lain) berdasarkan criteria tertuntu melalui penilaian. Untuk melakukan evaluasi, diperlukan cara-cara yaitu dengan membandingkan dengan criteria tertentu secara langsung dapat juga melalui pengukuran terlebih dahulu.
Dengan demikian, pengertian evaluasi belajar dan pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan melalui kegiatan penilaian dan/ atau pengukuran belajar dan pembelajaran.
2.      Kedudukan Evaluasi Dalam Proses Pendidikan
Kedudukan evaluasi dalam belajar dan pembelajaran sungguh sangat penting, dan bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan keseluruhan proses belajar dan pembelajaran. Penting karena dengan evaluasi diketahui apakah belajar dan pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan ataukah belum. Dengan evaluasi juga akan diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tersebut berhasil dan faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tidak atau belum berhasil. Tidak hanya itu, dengan evaluasi juga diketahui dimanakah letak kegagalan dan kesuksesan belajar dan pembelajaran. Padahal diketahuinya hal tersebut, akan dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam mengadakan perbaikan belajar dan pembelajaran.
Proses pendidikan merupakan proses pemanusian manusia, dimana didalamnya terjadi proses membudayakan dan memberadabkan manusia melalui transformasi kebudayaan dan peradaban. Sebagai proses transformasi proses pendidikan dapat didiagramkan sebagai berikut :


 

Keterangan :
a)      Masukan dalam proses pendidikan adalah siswa dengan segala karakteristik dan keunikannya.
b)      Transformasi dalam proses pendidikan adalah proses untuk membudayakan dan memberadabkan siswa. Unsur-unsurnya meliputi : pendidikan, isi pendidikan, teknik, system evaluasi, sarana pendidikan, dan system administrasi.
c)      Keluaran dalam proses pendidikan adalah siswa yang semakin berbudaya dan beradab sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
d)     Umpan balik dalam proses pendidikan adalah segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses.
3.      Syarat – syarat Umum Evaluasi
Dalam penyelenggaraan kegiatan evaluasi proses pendidikan diperlukan syarat-syarat umum yang harus dipenuhi diantaranya:
a)      Kesahihan
Kesahihan berasal dari kata validity (validitas) yang dapat diartikan sebagai ketepatan evaluasi untuk mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Adapun fakta-fakta yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi meliputi :
1)      Faktor instrument evaluasi itu sendiri.
2)      Faktor-faktor administrasi evaluasi dan penskoran.
3)      Faktor-faktor dalam respon-respon siswa.
b)      Keterandalan
Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni tingkat kepercayaan bahwa suatu instrument evaluasi mampu memberikan hasil yang tepat. Keterandalan dipengaruhi oleh sejumlah factor. Gronlund (1985 : 100-104) mengemukakan adanya 4 faktor yang mempengaruhi keterandalan, diantaranya :
1)      Panjang tes (length of test).
Panjang tes berhubungan dengan banyaknya butir tes, semakin banyak butir tes maka lebih tinggi keterandalan evaluasi.
2)      Sebaran skor (spread of scores)
Koefisien keterandalan secara langsung sipengaruhi oleh sebaran skor dalam kelompok tercoba. Semakin besar sebaran skor maka semakin tinggi keterandalan.
3)       Tingkat kesulitan tes (difficulty of tes)
4)      Adanya pembagian tes acuan norma (norm refereneed test) yang mudah atau sukar untuk masing-masing kelompok cenderung menghasilkan skor keterandalan yang rendah.
5)      Objektivitas (objectivity).
Objektivitas prosedur tes yang tinggi akan menghasilkan keterandalan hasil test yang tidak dipengaruhi oleh prosedur penskoran.
c)      Kepraktisan
Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada pada instrument evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi/memperoleh hasil, maupun kemudahan dalam menyimpannya. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi kepraktisan instrument evaluasi meliputi :
1.      Kemudahan mengadministrasi
Kemudahan pengadministrasian adalah suatu kualitas penting sehingga jika terjadi kesalahan dalam mengadministrasiinstrumen evaluasi, akan menurunkan kepraktisannya. Disamping juga berkurangnya kesahihan dan keterandalan.
2.      Waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi.
Waktu antara 20 menit sampai 60 menit untuk melancarkan evaluasi merupakan waktu yang cukup untuk memberikan kepraktisan.
3.      Kemudahan menskor
Untuk memberikan kemudahan penskoran diperlukan petunjuk penskoran, kunci penskoran, pemisahan lembar jawab dari lembar soal, dan penskoran menggunakan mesin.
4.      Kemudahan interpretasi dan aplikasi
Semakin mudah interpretasi dan aplikasi hasil evaluasi, semakin meningkatkan kepraktisan evaluasi.
5.      Tersedianya bentuk instrumen evaluasi yang ekuivalen atau sebanding.
Untuk berbagai kegunaan pendidikan, bentuk-bentuk ekuivalen untuk tes yang sama seringkali diperlukan. Hal ini bertujuan untuk mempraktiskan dalam melancarkan evaluasi.
d)     Kesahihan
Kesahihan berasal dari kata validity (validitas) yang dapat diartikan sebagai ketepatan evaluasi untuk mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Adapun fakta-fakta yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi meliputi :
4)      Faktor instrument evaluasi itu sendiri.
5)      Faktor-faktor administrasi evaluasi dan penskoran.
6)      Faktor-faktor dalam respon-respon siswa.

BAB III
PENUTUP
1.      KESIMPULAN
Evaluasi belajar dan pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan melalui kegiatan penilaian dan/ atau pengukuran belajar dan pembelajaran.
Kedudukan evaluasi dalam belajar dan pembelajaran sungguh sangat penting, dan bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan keseluruhan proses belajar dan pembelajaran. Penting karena dengan evaluasi diketahui apakah belajar dan pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan ataukah belum. Dengan evaluasi juga akan diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tersebut berhasil dan faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tidak atau belum berhasil. Tidak hanya itu, dengan evaluasi juga diketahui dimanakah letak kegagalan dan kesuksesan belajar dan pembelajaran. Padahal diketahuinya hal tersebut, akan dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam mengadakan perbaikan belajar dan pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar