BAB II
PEMBAHASAN
PENILAIAN PRODUK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
1. Pengertian Penilaian Produk
Penilaian
produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta
didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian,
hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu,
keramik, plastik, dan logam. (Ramlan Arie, 2011)
Penilaian adalah pengambilan
suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk. Penilaian
bersifat kualitatif. Sedangkan produk adalah sesuatu yang dihasilkan. Jadi
penilaian hasil kerja siswa adalah penilaian terhadap keterampilan siswa dalam
membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut. (M.Nur Ampana
Lea, 2011)
Penilaian hasil kerja
siswa (Product Assessment) adalah penilaian terhadap
keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas
produk tersebut. (Hesty Borneo, 2012)
2. Tahapan
Penilaian Produk
Pengembangan produk
meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
· Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta
didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain
produk.
· Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian
kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan
teknik.
· Tahap
penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan
peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. (Ramlan Arie, 2011)
Tiga tahapan yang harus diperhatikan yaitu tahap
perencanaan atau perancangan, tahap produksi, dan tahap akhir. Semua harus
dilakukan oleh siswa meskipun terdiri atas beberapa yang berbeda tetapi semua itu
merupakan suatu proses yang padu. Berhubung ketiga tahap itu merupakan proses
yang padu, maka guru bisa saja melakukan penilaian tentang kemampuan siswa
dalam memilih teknik kerja pada tahap produksi dan pada tahap akhir.
Fase dalam menghasilkan produk
1. Persiapan: siswa
dapat dinilai dalam kemampuannya membuat perencanaan, bereksplorasi,
mengembangkan gagasan, dan membuat desain produk
2. Produksi: siswa
dapat dinilai dalam kemampuannya memilih dan menggunakan bahan, alat, dan
teknik
3. Refleksi: siswa
dapat dinilai dalam hal estetika, kesempurnaan produk, fungsional,
keorisinilan.
Membuat perencanaan:
· Apakah
Anda akan menilai tahap persiapan, produksi, refleksi
· Bagaimana/bagian
mana relevansinya dengan kurikulum
· Bagaimana
Anda secara spesifik membuat kriterianya
Membuat Pencatatan:
· Metode
pencatatan apa yg akan digunakan (catatan singkat, analitik, atau holistik)
· Siapa yg
akan menilai (siswa sendiri, teman sebaya, orang tua, atau guru)
· Bagaimana
kriteria penilaiannya
· Bagaimana
tingkat keajegannya
Pelaporan:
· Dari
sudut pandang/eviden apa Anda menentukan tingkat kemampuan anak (menggunakan
analitik, holistik, catatan singkat)
· Lebih
menekankan mana: tingkat kemajuan siswa individual atau keterbandingannya
dengan siswa lain dikelompoknya
· Bentuk
pelaporannya dapat berupa uraian/deskripsi atau secara grafis
Penilaian
produk dilaksanakan dengan langkah-langkah sebaga berikut:
a. Pada tahap persiapan, siswa membuat rencana, mengumpulkan
gagasan, dan kemudian membuat desain (rancangan) produk apa yang akan dibuat.
Guru memberi saran-saran untuk melengkapi gagasan atau meyempurnakan desain.
Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, serta mendesain produk.
b. Pada tahap pembuatan produk, siswa memilih dan
menggunakan bahan, alat, dan teknik yang sesuai dengan desain yang telah
disusun. Dalam proses pembuatan dimungkinkan siswa membutuhkan bantuan berupa
saran-saran dari guru. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang
kemampuan siswa menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c. Pada tahap penyerahan, siswa menyajikan produk atau
memamerkannya kepada komunitas sekolah disertai uraian tertulis mengenai
seluk-beluk produk tersebut, seperti maksud, ciri-ciri, proses perancangan dan
pembuatan, dan lain-lain. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang
kemampuan siswa membuat produk sesuai kegunaan dan memenuhi kriteria yang telah
disepakati. (M.Nur
Ampana Lea, 2011)
Dalam membuat suatu hasil
kerja, ada tiga tahapan yang harus dilalui siswa yaitu tahapan perencanaan atau
perancangan, tahapan produksi, dan tahapan akhir. Meskipun terdiri atas
beberapa tahap yang berbeda tetapi kesemua tahap tersebut merupakan suatu
proses yang padu. Karena ketiga tahap tersebut merupakan proses yang padu, maka
guru dapat melakukan penilaian tentang kemampuan siswa dalam memilih teknik kerja
pada tahap produksi dan pada tahap akhir.
Contoh keterampilan siswa
yang dapat dinilai pada waktu proses pembuatan suatu produk:
-
Tahap persiapan:
keterampilan siswa untuk membuat perencanaan, kemampuan siswa untuk merancang
suatu produk, atau kemampuan siswa untuk menggali dan mengembangkan suatu ide;
-
Tahap produksi: kemampuan
untuk memilih dan menggunakan bahan, peralatan, dan teknik kerja;
-
Tahap akhir: kemampuan
siswa untuk menghasilkan produk yang memenuhi kriteria (fungsi dan estetika),
kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.
(Hesty Borneo, 2012)
3. Tujuan
Penilaian Produk
Guru harus memahami tujuan
penilaian hasil kerja agar tidak terjadi kekeliruan dalam menyusun kisi-kisi
instrument penilaian. Penilaian hasil kerja biasa digunakan guru untuk:
· Menilai
penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari keterampilan
berikutnya.
· Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada
setiap akhir jenjang/ kelas di sekolah kejuruan.
· Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi
pendidikan kejuruan.
Selain itu penilaian produk akan menilai
kemampuan siswa dalam:
· Bereksplorasi
dan mengembangkan gagasan dalam mendesain
· Memilih
bahan-bahan yang tepat
· Menggunakan
alat
· Menunjukkan
inovasi dan kreasi
· Memilih
bentuk dan gaya dalam karya seni (M.Nur Ampana Lea, 2011)
Penilaian hasil kerja bisa digunakan guru
untuk:
· Menilai
penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari keterampilan
berikutnya;
· Menilai
tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir jenjang/ kelas
di sekolah khususnya sekolah kejuruan;
· Menilai
keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan.
(Hesty Borneo, 2012)
4. Perencanaan Dalam Menilai
Hasil Kerja Siswa
Pada waktu melakukan
penilaian hasil kerja siswa, guru harus menentukan dulu hasil kerja siswa yang
mana saja yang akan dijadikan dasar dalam menentukan tingkat kompetensi siswa.
Berikut ini kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan hasil kerja siswa
yang akan dipilih guru untuk penilaian:
a. Relevan dan
mewakili kompetensi yang diukur
Penilaian sebaiknya didasarkan pada sejumlah
hasil kerja yang relevan dengan kompetensi yang diukur. Selain itu penilaian juga
sebaiknya didasarkan pada seluruh aspek kompetensi (bukan pada salah satu aspek
saja). Seperti misalnya penilaian hanya menekankan pada kualitas hasil kerja
tanpa menilai proses kerja, atau penilaian hanya menekankan pada keterampilan
saja tanpa mengukur pemahaman siswa. Hal yang demikian akan memberikan dampak
negatif terhadap proses belajar mengajar. Strategi yang dapat dilakukan untuk
memastikan relevansi dan lingkup hasil kerja adalah:
· Menetapkan
kompetensi yang akan diukur setiap memberikan tugas kepada siswa. Perlu diingat
pada waktu memberikan tugas kepada siswa sebaiknya tugas tersebut tidak hanya
memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi yang diukur tetapi juga
memungkinkan siswa untuk dapat menunjukkan kompetensi setingkat di atasnya dan
kompetensi setingkat di bawahnya.
· Menetapkan
kompetensi yang akan diukur pada tiap tahap dalam pengerjaan hasil kerja (dalam
tahap perencanan, produksi, dan akhir).
b. Jumlah dan
objektivitas hasil kerja
Semakin banyak hasil kerja yang dinilai untuk
masing-masing kompetensi maka kesimpulan yang dihasilkan akan semakin handal.
Untuk memperoleh penilaian hasil kerja yang handal biasanya digunakan
portofolio kerja siswa. Penilaian hasil kerja yang objektif adalah penilaian
yang tidak dipengaruhi oleh jenis dan bentuk hasil kerja siswa, serta tidak
dipengaruhi oleh guru yang menilai.
(Hesty Borneo, 2012)
5. Pengelolaan Hasil Kerja
Dalam menilai hasil kerja,
guru perlu mengelola sejumlah hasil kerja siswa dan mencatat hasil
penilaiannya. Biasanya guru sudah merencanakan selama satu tahun ajaran bukti
hasil kerja siswa yang harus dikumpulkan. Bermanfaat tidaknya hasil kerja siswa
untuk digunakan sebagai dasar penilaian tergantung pada spesifikasi tugas yang
diberikan kepada siswa. Spesifikasi tugas pada lembar kerja yang sifatnya umum
atau tidak rinci, yang berarti memberi keleluasaan besar bagi siswa untuk
berkreasi, akan mempersulit siswa untuk memenuhi tugas yang dimaksud.
Oleh karena itu spesifikasi
tugas sebaiknya berisi hal-hal sebagai berikut:
· Batasan
pada tahap perencanaan/ perancangan. Batasan diberikan untuk membantu siswa
agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja. Selain itu batasan diperlukan
untuk mempermudah guru menilai keterampilan atau kompetensi yang diukur dalam
tugas tersebut.
· Merinci
langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat suatu hasil kerja. Hal
ini akan membantu siswa untuk memfokuskan diri pada langkah-langkah yang akan
dinilai.
· Menyusun
kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek, kompetensi, langkah,
kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara eksplisit disertai nilainya.
Bila hasil penilaian produk ini diperlukan
untuk membandingkan individu satu dengan individu lainnya, maka keadilan
penilaian perlu diperhatikan.
(Hesty Borneo, 2012)
Guru mengelola sejumlah
hasil kerja siswa dan mencatat hasil penilaian secara sistematis dengan
memperhatikan spesifikasi tugas sebagai berikut :
· Batasan perencanaan/ peranncangan. Batasan diberikan
untuk membantu siswa agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja. Selain itu
batasan diperlukan untuk mempermudah guru menilai keterampilan dan kompetensi
yang diukur dalam tugas tersebut.
· Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mempermudah guru menilai keterampilan atau kompetensi yang diukur dalam tugas
tersebut.
· Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam
membuat suatu hasil kerja. Hal ini dapat membantu siswa untuk memfokuskan diri
pada langkah-langkah yang akan dinilai.
· Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang
aspek ompetensi, langkah, kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara
eksplisit disertai nilaianya.
(M.Nur Ampana Lea, 2011)
6. Penilaian dan Pencatatan
Hasil Kerja Siswa
Penilaian
produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
· Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari
produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal (penilaian produk).
· Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk,
biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap
proses pengembangan (tahap: persiapan,
pembuatan produk, penilaian produk).
(Ramlan Arie, 2011)
Penentuan tingkat kompetensi siswa pada
penilaian yang bersifat perkembangan biasanya didasarkan pada observasi dan
penilaian hasil kerja siswa. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan guru
untuk menilai dan mencatat hasil kerja siswa antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Anekdotal
Anekdotal adalah catatan yang dibuat guru
selama melakukan pengamatan terhadap siswa pada waktu kegiatan belajar
mengajar. Anekdotal biasanya digunakan untuk mencatat kompetensi yang belum
terlihat pada hasil kerja siswa; misalnya kemampuan siswa untuk bekerjasama,
kemampuan siswa menggunakan peralatan secara aman, atau kemampuan siswa untuk
memilih bahan kerja yang tepat. Agar anekdotal dapat dimanfaatkan secara
maksimal maka sebaiknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut:
· Menentukan
kompetensi yang akan diamati dan bagaimana mengamatinya. Misalnya guru akan
mengamati kemampuan siswa mengorganisasi dan menerapkan prosedur kerja yang
benar maka hal-hal yang perlu diamati adalah kerapianruang kerja siswa,
penggunaan alat secara aman, dan penerapan prinsip-prinsip kenyamanan dalam
kerja.
· Menentukan
secara sistematis siswa yang akan diamati karena guru tidak mungkin mengamati
seluruh siswa dalam satu kali kegiatan belajar mengajar. Dengan cara bergantian
tersebut semua siswa akhirnya akan dapat diamati daripada mengamati seluruh
siswa dalam satu kegiatan.
b. Skala
penilaian analitis
Analytic Rating adalah
penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa aspek pada hasil kerja siswa. Dalamanalytic
rating guru menilai hasil kerja siswa dari berbagai perspektif atau
kriteria. Misalnya pada jurusan seni dan desain, hasil karya siswa dinilai
selain dari segi keterampilan teknis juga pemahaman dasar-dasar dari desain.
Analytic Rating biasanya
digunakan untuk menilai kemampuan pada tahap perencanaan/ perancangan dan tahap
akhir. Pada kedua tahap tersebut guru dapat menilai desain atau hasil kerja
siswa dari berbagai perspektif atau kriteria. Untuk setiap keterampilan yang
diukur, ditentukan beberapa kriteria yang harus dipenuhi.
c. Skala
penilaian holistik
Penilaian holistik adalah penilaian terhadap
hasil kerja siswa secara keseluruhan. Penilaian holistik biasanya digunakan
untuk penilaian pada tahap akhir seperti penilaian terhadap kualitas hasil
kerja siswa dan penilaian terhadap kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil
kerjanya.
(Hesty Borneo, 2012)
7. Kelebihan
dan Kekurangan Penilaian Produk
KELEBIHAN
|
KELEMAHAN
|
1. Guru
dapat menilai kreatifitas anak untuk melihat siswa memiliki daya cipta dan
mempunyai kompetensi
2. Kompetensi masing-masing anak betul-betul dapat
diketahui secara obyektif
3. Siswa dapat mempraktekkan ilmu yang diperoleh secara
langsung melalui pengalaman yang real.
4. Siswa dapat menelaah kembali kebenaran materi yang
telah diperoleh.
|
1. Memerlukann waktu yang cukup banyak.
2. Tidak semua KD dapat dibuat karya nyata terutama yang
abstrajk
3. Biaya untuk membuat karya nyata kadang-kadang mahal
4. Proses pembuatan perlu waktu yang lama.
5. Kemampuan fisik sebagai penunjang tidak sama.
6. Subjektif penskorannya.
|
(NA Suprawoto, 2009)
Contoh
Penilaian Produk
Contoh Penilaian Produk
1. Mata
Pelajaran : IPA (Kimia)
Nama Proyek
: Membuat Sabun
Alokasi Waktu
: 4 kali Pertemuan
Nama Siswa :
______________________ Kelas : XI/1
No
|
Aspek *
|
Skor (1 – 5)**
|
1.
|
Perencanaan Bahan
|
|
2.
|
Proses Pembuatan
|
a. Persiapan Alat dan Bahan
b. Teknik Pengolahan
c. K3 (Keamanan, Keselamatan dan
Kebersihan)
Hasil Produk
a. Bentuk Fisik c.
warna
b.
Inovasi d.
pewangi Total Skor
* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan jenis
produk yang dibuat
** Skor diberikan tergantung dari
ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat
jawaban, semakin tinggi perolehan skor.
2. Contoh
penilaian produk dalam pembuatan roket air
Judul Kegiatan
|
: Membuat Roket Air
|
Mata pelajaran
|
: IPA
|
Kelas
|
:
VIII/I
|
SK
|
: Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan
sehari-hari
|
KD
|
:Menerapkan hokum Newton untuk menjelaskan
berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
|
Nama siswa
|
: ______________________________
|
Kelas
|
: ______________________________
|
Waktu pengamatan
|
:
______________________________
|
No
|
Aspek yang diamati
|
Skor
|
Jumlah skor
|
||
3
|
2
|
1
|
|||
1.
|
Komponen yang digunakan
|
√
|
3
|
||
2.
|
Rangkai alat
|
√
|
2
|
||
3.
|
Estetika
|
√
|
2
|
||
4.
|
Uji coba produk
|
√
|
2
|
||
Total skor yang di capai
|
9
|
||||
Jumlah Skor maksimum
|
12
|
Keterangan nilai :
3 = sangat baik
2 = baik
1 = kurang baik
Kriteria skor
9-12 = sikap sangat baik
5-8 = sikap cukup baik
1-4 = sikapnya kurang baik
Rubrik Penilain
No
|
Kriteria
|
Skor (1-3)
|
1
|
Komponen yang digunakan
lengkap dan baik
· Pemiliahan
dan penggunaan alat komponen tepat
· Pemilihan
tepat namun penggunaankomponen kurang tepat
· Pemilaian
danpenggunaan komponen kurang tepat
|
3
2
1
|
2
|
Rangkaian alat
· Alat
di rangkai dengan benar dan teliti
· Rangkaian
alat kurang benar dan
· Rangkaian
alat tidak tepat
|
3
2
1
|
3
|
Estetika
· Roket
yang dibuat indah dan rapi
· Roket
yang dibuat rapi tapi kurang indah
· Roket
yang dibuat tidak rapi dan tidak indah
|
3
2
1
|
4
|
Uji coba produk
· Roket
dapat meluncur dengan baik dan tinggi
· Roket
dapat meluncur namun tidak tinggi
· Roket
tidak dapat meluncur
|
3
2
1
|
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Proses
evaluasi yang dahulu dilaksanakan secara sempit dan terbatas yaitu hanya
melakukan test tertulis sekarang nampaknya harus bergeser ke arah sistem
penilaian yang lebih holistik dan menyentuh pada indikator hasil pembelajaran
sebagai bukti dari pengalaman belajar yang telah siswa alami.
Sehubungan
dengan hal tersebut, perlu adanya proses penilaian yang tidak hanya mengukur
satu aspek kognitif saja, akan tetapi juga perlu adanya penilaian baru yang
bisa mengukur aspek proses atau kinerja siswa secara aktual yang dapat mengukur
kemampuan hasil belajar peserta didik secara holistik atau keseluruhan.
Sehingga diperlukan bentuk assessmentlain yang disebut product
assessment.
Penilaian
hasil kerja siswa (Product Assessment) adalah penilaian
terhadap keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan
kualitas produk tersebut. Jadi dalam penilaian hasil kerja siswa terdapat dua
tahapan penilaian yaitu: (1) penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan
alat serta prosedur kerja siswa; (2) penilaian tentang kualitas teknis maupun
estetik hasil karya/ kerja siswa. Hasil kerja yang dimaksud di sini adalah
produk kerja siswa yang bisa saja terbuat dari kain, kertas, metal, kayu,
plastik, keramik, dan hasil karya seni seperti lukisan, gambar, dan
patung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar